Minggu, 19 April 2015

Literasi Informasi

LITERASI INFORMASI

 

 Dewasa ini masyarakat disuguhi oleh berbagai hidangan informasi yang beraneka ragam, informasi itu datang silih berganti masuk kedalam memori  manusia. Mulai dari informasi sosial, politik, seni, kesehatan, gaya hidup dll. Informasi ini dengan mudah diperoleh dari berbagai media, setiap hari media tersebut menampilkan bermacam-macam informasi. Masyarakat menerima informasi tersebut dan kemudian ikut menyebarkannya. Diseminasi informasipun terjadi, dari satu sumber kemudian menyebar ke berbagai pihak, masyarakat konsumen informasi terkadang sulit untuk menentukan validitas informasi. Padahal banyak orang yang bertindak berdasar sebuah informasi, jadi banyak pula orang yang salah bertindak gara-gara salah menerima informasi. Disisi lain Orang yang mampu memanfaatkan informasi akan mendapat banyak keuntungan, dengan mudah dia dapat mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain.

Konsep Literasi Informasi

Ada banyak definisi mengenai Literasi Informasi, dalam kesempatan ini penulis menggunakan definisi dari CILIP. Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP)mendefinisikan literasi informasi sebagai Information literacy is knowing when and why you need information, where to find it, and how to evalute, use and communicate it in an ethical manner (CILIP,2010). Literasi informasi adalah mengetahui kapan dan mengapa memerlukan informasi, di mana menemukannya, dan bagaimana untuk mengevaluasi, menggunakan dan mengkomunikasikannya dengan cara yang etis. Definisi ini menyiratkan beberapa keterampilan. Ketrampilan (atau kompetensi) yang dibutuhkan untuk menjadi melek informasi membutuhkan pemahaman tentang:

  1. Kebutuhan untuk informasi
  2. Sumber daya tersedia
  3. Bagaimana menemukan Informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi hasil
  4. Bagaimana bekerja dengan atau mengeksploitasi hasil
  5. Etika dan tanggung jawab menggunakan
  6. Cara berkomunikasi atau berbagi  temuan
  7. Bagaimana mengelola temuan

Literasi dibutuhkan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dan menyaring informasi yang bermanfaat. Tujuan literasi adalah untuk memanfaatkan informasi dengan tepat dan bermanfaat, kemampuan ini sangat penting ditengah terpaan arus informasi yang ada saat ini, dimana banyak sekali informasi dan seringkali kita kesulitan untuk menemukan informasi yang diinginkan. Dengan literasi informasi sesorang akan mudah dalam mencari informasi, melalui media audio visual maupun yang lain. Oleh sebab ketrampilan ini perlu diberikan kepada masyarakat, orang yang sudah mampu melakukan literasi informasi disebut orang literat. Ada beberapa model untuk menguasai literasi informasi, penulis akan menggunakan teori The Big 6. The Big6 adalah model literasi informasi yang dikembangkan oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz pada tahun 1987 (Gunawan, 2008). Menurut model ini literasi informasi terdiri dari enam keterampilan dan dua belas langkah, dimana setiap keterampilan terdiri dari dua langkah.


6 keterampilan
12 langkah
  1. Perumusan Masalah
-Merumuskan Masalah
-Mengidentifikasi yang diperlukan
  1. Strategi Pencarian Informasi
-Menentukan sumber
-Memilih Sumber Terbaik
  1. Lokasi dan Akses
-Mengalokasi sumber secara intelektual dan fisik
-Menemukan informasi di dalam sumber-smber tersebut
  1. Pemanfaatan Informasi
-Membaca, Mendengar dan Meraba
-Mengambil Informasi yang relevan
  1. Sintesis
-Mengorganisasikan Informasi dari berbagai sumber
-Mempresentasikan informasi tersebut
  1. Evaluasi
-Mengevaluasi Hasil(efektivitas)
-Mengevaluasi Proses(efisiensi)
 
Peran Pustakawan dalam Literasi Informasi


Perpustakaan sebagai penjaja informasi mempunyai peran penting dalam membentuk masyarakat literet.
Tersedianya informasi dan fasilitas di perpustakaan dalam jumlah kecil, sedang atau banyak selayaknya menjadi suatu peluang untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi pustakawan dan kemudian pengguna yang dilayani. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pustakawan untuk melengkapi diri sendiri dengan kemampuan informasi literasi adalah :
1. mengikuti seminar/workshop literasi informasi
2. membuat diskusi dan pelatihan bersama dengan pustakawan lain, baik dari lembaga yang sama atau dari    lembaga lain
3. mengadakan sharing atau temu-bicara untuk saling berbagi tentang kebutuhan, layanan dan kemajuan yang dicapai di perpustakaan masing-masing
4. memberdayakan dirinya sendiri dengan fasilitas yang tersedia baik di perpustakaan atau di organisasi induk
 


Setelah melengkapi diri sendiri dengan kemampuan literasi informasi, maka langkah selanjutnya
adalah memberdayakan penggunanya atau rekan sekerjanya dengan literasi informasi :
1. mengadakan kelas literasi informasi atau bagian dari literasi informasi seperti literasi komputer,
literasi Internet, kelas penggunaan koleksi perpustakaan sesuai kebutuhan penggunanya
dengan fasilitas yang ada.
2. memperkenalkan dan mempromosikan literasi informasi sejak dini kepada pengguna, terutama
untuk perpustakaan sekolah dan pendidikan tinggi
3. membuat situs literasi informasi agar promosi tentang kemampuan ini lebih tersebar terutama dalam bahasa Indonesia.


 
Jadi sebenarnya tidak ada waktu bagi pustakawan untuk diam atau mengeluh dengan kondisi perpustakaannya. Kondisi yang ada seharusnya tidak menghalangi pustakawan untuk maju memberdayakan dirinya sendiri. Usaha ini akan lebih baik  hasilnya jika perpustakaan-perpustakaan yang sejenis bersedia berbagi pengalaman dan kemampuan.


Daftar Pustaka





http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/modulilukdw.pdf diakses pada tanggal 7 Juni 2010

lecturer.ukdw.ac.id/othie/Internet_ILSUPPORT.pdf diakses pada tanggal 8 Juni 2010


0 komentar:

Posting Komentar