LAYANAN REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Layanan referensi merupakan Suatu kegiatan
layanan untuk membantu pengguna perpustakaan menemukan informasi serta memanfaatkan
koleksi perpustakaan semaksimal mungkin.Istilah referensi berkembang dari
tujuan utama perpustakaan yaitu memberikan informasi.Karenainformasi yang
dimiliki sering kurang memenuhi kebutuhan, perpustakaan mengarahkan merekalebih
lanjut pada lembaga ataupun sumber lain yang lebih tepat,bahkan dapat bertindak
lebih jauh hingga pustakawanlah yang membuat perjanjian dengan lembaga lain
tersebut untuk memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan untuk kepentingan si
penanya.
Dalam
melayani kebutuhan pengguna yang heterogen dari segi kesadaran akan informasi,
kebutuhan, maupun tingkat pengertian, perpustakaan diharapkan pula untuk dapat
memberikan jasa referensi yang beraneka ragam, sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan masing-masing. Layanan yang diberikan dapat bervariasi dari sekedar
menjawab pertanyaan, mengarahkan ke sumber lain, menuntun cara menggunakan
perpustakaan, menelusur informasi bagi kepentingan pengguna baik atas
permintaan ataupun inisiatif perpustakaan serta mengadakan kegiatan-kegiatan
promosi untuk tujuan penjangkauan masyarakat pengguna yang lebih luas.
Dalam memberikan layanan referensi,
seorang pustakawan yang memberikan bantuan referensi harus sudah terlatih
khusus, setidaknya sudah memiliki predikat sebagai pustakawan referen
(reference librarian), agar dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna, baik
secara langsung (bertatap muka) maupun tidak langsung, seperti melalui email,
chatting, telepon, dan faksimile. Pustakawan referen tidak hanya dapat menjawab
pertanyaan yang bersifat substantif saja, tetapi juga mampu membimbing pengguna
untuk memilih dan menggunakan sarana yang tepat untuk penelusuran informasi,
membantu pengguna mengevaluasi, serta mampu memberikan sumber referensi di luar
perpustakaan.
Tugas pustakawan referen tersebut
dapat terlaksana dengan baik, apabila dalam melaksanakan tugas referensi
memperhatikan aspek-aspek pelayanan referensi yang ditentukan oleh RUSA (the Reference
User Service Association).
RUSA merupakan sebuah divisi dari American Library Association (ALA) yang bertugas untuk membina, motivasi, dan mengembangkan layanan referesi di berbagai jenis perpustakaan. RUSA diberi hak otoritas oleh ALA untuk menyusun pedoman sistem penyelanggaraan layanan referensi di perpustakaan, yang mencakup pengaturan, sumber informasi, sarana dan prasarana, sistem layanan, dan evaluasi layanan. Namun, hak otoritas RUSA tersebut dibatasi dalam hal transaksi pelayanan referensi dengan kegiatan lain yang mencakup pembuatan, pengaturan, evaluasi informasi, sumber riset, sarana, dan pelayanan (Widyawan,2012). Sepanjang karirnya, RUSA telah mendapatkan banyak penghargaan (awards), baik yang berasal dari ALA maupun lembaga-lembaga internasional lainnya. Penghargaan yang diterima RUSA didasarkan atas prestasi dan kinerjanya dalam memotivasi dan mengembangkan layanan referensi yang unggul di berbagai jenis perpustakaan, serta menerbitkan pedoman layanan referensi, yang dikenal dengan sebutan the RUSA’s Outstanding Reference Sources
RUSA merupakan sebuah divisi dari American Library Association (ALA) yang bertugas untuk membina, motivasi, dan mengembangkan layanan referesi di berbagai jenis perpustakaan. RUSA diberi hak otoritas oleh ALA untuk menyusun pedoman sistem penyelanggaraan layanan referensi di perpustakaan, yang mencakup pengaturan, sumber informasi, sarana dan prasarana, sistem layanan, dan evaluasi layanan. Namun, hak otoritas RUSA tersebut dibatasi dalam hal transaksi pelayanan referensi dengan kegiatan lain yang mencakup pembuatan, pengaturan, evaluasi informasi, sumber riset, sarana, dan pelayanan (Widyawan,2012). Sepanjang karirnya, RUSA telah mendapatkan banyak penghargaan (awards), baik yang berasal dari ALA maupun lembaga-lembaga internasional lainnya. Penghargaan yang diterima RUSA didasarkan atas prestasi dan kinerjanya dalam memotivasi dan mengembangkan layanan referensi yang unggul di berbagai jenis perpustakaan, serta menerbitkan pedoman layanan referensi, yang dikenal dengan sebutan the RUSA’s Outstanding Reference Sources
B.
Tujuan
Tujuan
dari meningkatkan dan menilai layann referensi adaah
-agar
kita mengetahui cara meningkatkan layanan referensi
-
agar kita mengetahui cara menilai layanan referensi
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Penilaian
Kualitas Layanan Referensi
Philip
Kottler dalam bukunya marketing management analysis
planning, implementation , and control ( 1996 : 55 )menyatakan bahwa
defenisi umum yang digunakan dan telah diadopsi seluruh dunia bahwa “ quality is the totally of features and
characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy
stated or implied needs “.
Dari
defenisi tersebut dapat diartikan bahwa kualitas adalah cirri atau karakter
dari produk atau jasa yang melekat padanya yang mampu memberikan kepuasan atau
memenuhi kebutuhan . Perpustakaan sebagai penyelenggara jasa bagi masyarakat
dituntut untuk menciptakan kualitas tersebut kepada pengguna sebagai
pelanggannya dengan cara memenuhi harapan terhadap layanan yang diberikan atau
bahkan melebihi harapan sehingga menimbulkan kepuasan penggunanya.
Kualitas Layanan
perpustakaan mengacu kepada kebutuhan pemakai. Hal ini berarti layanan yang
baik adalah layan yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pemakainya (
Rowley: 1994, 7 ). Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang dapat
memberikan layanan kepada setiap pemakai secara cepat dan tepat. Keberhasilan
penyajian fasilitas dan layanan perpustakaan dapat diukur dengan
menggunakan criteria frekuensi atau
peminjaman dan permintaan pemakai perlu diperhatikan.
Armstrong ( 1994 : 108 ) membagi cara menilai layan dalam
dua perspektif yang berbeda, yaitu dengan cara mendapatkan masukan dari
perpustakaan sendiri ( internal ). Perspektif internal merupakan cara penilaian
melalui masukan dari perpustakaan yang berupa pengumpulan data statistic yang
meliputi jumlah anggota , jumlah pengunjung , jumlah peminjaman , jumlah
koleksi yang dimiliki , dan tingkat pemanfaatan layanan yang diberikan.
Penilaian ini hanya terbatas pada aspek kuantitatif atau angka-angka kurang dan
kuarang memperhatikan pendekatan pemakai , artinya menggunakan pemakai sebagai
unit yang dianalisis. Pemakai akan menilai perpustakaan menurut kualitas
layanan yang mereka terima dan kualitas layanan tersebut dipengaruhi oleh
berbagai sumber yang dimiliki perpustakaan.
B. Menilai buku-buku referensi
Berhasil
tidaknya pelayanan referensi tergantung dua faktor yaitu keterampilan petugas
dan koleksi referensinya apakah memadahi atau tidak. Oleh karena itu, koleksi
referensi harus dijaga atau dilakukan penilaian secara terus menerus suapaya
kualitas isinya tetap terjamin adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam menilaikoleksi referensi adalah sebagai berikut
1.
Otoritas
Perlu
ditinjau apakah pengarang buku itu seorang yang ahli dalam bidangnya (yang
dicakup dalam buku itu) ; dan apakah ia seorang yang sudah berpengalaman.
Selain pengarangnya, penerbit buku itu apakah mempunyai reputasi yang baik yang
berkaitan dengan mutu terbitannya.
2.
Ruang lingkup (
Cakupan )
Cakupan
buku perlu mendapat perhatian, sampai sejauh mana ruang lingkup subjek yang di
cakup dalam buku itu dan apakah masih up to date
3.
Ditujukan untuk
siapa
Buku
itu disusun (dibuat) untuk siapa, tingkat pendidikan yang bagaimana, untuk
golongan usia berapa dan sebagainya.
4.
Bentuk fisik dan
susunan buku
Perlu
diperhatikan bagaimana kualitas kertasnya dan penjilidannya yang akan
mempengaruhi daya tahan fisik buku, diperhatikan juga mengenai perwajahan atau
letak buku ( lay out ) apakah disusun berabjad atau menurut topic subjek
tertentu, apakah dilengkapi dengan indeks atau tidak serta bagaimana susunan
indeksnya
C. Meningkatkan Layanan Referensi
Membangun
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan menjadi penting artinya ketika
dalam organisasi timbul permasalahan yang terkait dengan tuntutan kualitas
pelayanan serta complain dari pengguna layanan.
Ada beberapa
azas dalam pelayanan yang harus dipatuhi , antara lain:
a.Bersifat terbuka (transparansi), dapat dimengerti
oleh semua pihak yang membutuhkan. Dalam memberikan pelayanan maka segala aspek
yang menjadi obyek pelayanan,
b.Dapat dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas).
Berbagai bentuk layanan yang diberikan kepada pelanggan harus dapat
dipertanggungjawabkan atas segala konsekuensi yang ditimbulkan akibat
terjadinya transaski antara kedua belah pihak (pemberi dan penerima layanan)
c.Adanya kesamaan hak kepada pengguna layanan. Tidak
menciptakan perbedaan pelayanan (diskriminatif) terhadap pihak yang dilayani,
misalnya saja adanya perbedaan ras/suku, agama, jenis kelamin.Adanya
keseimbangan hak dan kewajiban antara pemberi dan penerima pelayanan. Kedua
belah pihak harus menempatkan pada kedudukannya bahwa hak-hak yang seharusnya
diberikan dengan kewajiban yang ditunaikan proporsional.
Dalam keputusan MENPAN No. 63 th. 2003 tersebut
disebutkan bahwa prinsip-prinsip pelayanan publik meliputi: a) kesederhanaan,
b) kejelasan, c)kepastian waktu, d) akurasi, e) keamanan, f) tanggung jawab),
g) kelengkapan sarana dan prasarana, h) kemudahan akses, i) kedisiplinan,
kesopanan dan keramahan, j) kenyamanan. Dalam transaksi bisnis kepuasan terhadap
kualitas pelayanan kepada pelanggan tidak berbeda dari keputusan tersebut dan
prinsip tersebut dapat diadobsi sebagai acuhan dalam memberikan pelayanan.
Dalam transaksi antara pemberi layanan dan penerima pelayanan dapat
dijelaskan:
-Kesederhanaan, artinya prosedur untuk menyelesaikan
urusan tidak berbelit-belit, mudah dilaksanakan serta dipahami. Pengguna jasa
layanan tidak harus bertanyatanya terus terkait dengan metode dan prosedur.
Dengan demikian mereka merasa enak dan tidak menggerutu.
-Kejelasan, artinya persyaratan-persyaratan
administratif yang dibutuhkan untuk proses pelayanan jelas (tidak menimbulkan
persepsi yang berbeda-beda).
-Ketepatan waktu dalam pengurusan yang sudah
disepakati dan menjadi suatu ukuran pasti, kapan harus selesai.
-Keamanan, maksudnya produk pelayanan yang mungkin
bisa terdiri dari barang, dokumentasi, jasa akan diterima oleh pelanggan dengan
rasa aman dan adanya kepastian hukum.
-Tanggung jawab, artinya penyelenggara pelayanan
(perusahaan/perorangan) bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan serta
penyelesaian urusan apabila terjadi permasalahan.
-Kelengkapan sarana dan prasarana yaitu ketika
terjadi proses maupun prosedur pelayanan maka tersedia sarana/prasarana yang
diperlukan yang mendukung lancarnya pelayanan. Kemudahan akses. Apabila pihak
yang dilayani membutuhkan data/informasi maka data tersebut mudah untuk
diperoleh. Kemudahan akses untuk tempat artinya pemustaka mudah untuk mencari
di mana informasi tersebut berada.
-Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan artinya
orang-orang yang berurusan dengan proses pelayanan harus mempunyai mental dan
melakukan tindakan disiplin, sopan dan ramah dalam melayaninya. Disiplin dapat
berarti disiplin waktu seusai yang ditentukan, disiplin tempat, dimana harus
berusuan, disiplin prosedur.
-Kenyamanan artinya tersedianya tempat layanan yang
dapat memeberikan rasa nyaman kepada pemustaka. Tempat/ruang tunggu yang
representatif, lingkungan yang bersih, indah dan rapi.
Meningkatkan kualitas layanan menurut W. Edwards Deming
1.
Menciptkan Suasana yang nyaman bagi pemakai dan
pustakawan guna meningkatkan produk dan jasa layanan demi mengamatiada dua
macam permasalahan yaitu masalah hari ini dan besok. Namun dengan menyelesaikan
hari ini menjadi mudah dan efesien di hari berikutnya, demikian juga
diperpustakaan diharapkan membantu
mengatasi permaslahan yang dihadapi pemakai akan kebutuhan informasi. Dengan
menguraikan kebutuhan pemakai dari berbagai sudut atau pandangan , akan
membantu pustakawan dan pemakai untuk mencapai satu persepsi yang sama tentang
informasi yang diinginkan atau dibutuhkan pemakai.
2. Upaya meningkatkan kualitas produk atau jasa sebagai
motivasi utama setiap oarang yang bekerja didalam suatu organisasi.Jasa atau
layanan pustakawan berikan akan lebih baik apabila ada empati ke pemakai.
Bagaimana kemampuan proses kualitas layanan yang dilakukan perlu diuji, apabila
ada kesempatan kualitas layanan perlu ditingkatkan . Pertanyaan bukanlah “
Brapa banyak kualitas layanan harus diberikan? “ tetapi lebih pada “ Bagaimana
meningkatkan kualitas layanan .Membangun kualitas layanan melalui proses
penelusuran dengan pemahaman informasi yang dimiliki secara valid, sehingga
mampu memberikan solusi yang tepat bagi pemakai. Sikap pustakawan ketika
menghadapi sikap pemakai yang dianggap tidak baik ( berkata kasar, tidak sopan
,dll ) harus dihindari.
3.
Akhir Layana diberikan penghargaan pada pustakawan ,
relasi ( Pengadaan Koleksi / barang ), dan staf yang telah melakukan tugas
dengan baik . Perlunya kerja sama dan komunikasi yang baik antara pemimpin ,
pustakawan dan relasi akan dapat dicapai suatu kesepakatan untuk mendapatkan
koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai dengan kriteria kualitas fisik
yang baik dan tahan lama.
4. Meningkatkan poduksi dan jasa secara konstan dalam
waktu yang lama . Profesi pustakawan semakin lebih kompleks, karena dibutuhkan
kompetensi untuk dapat mengimbangi teknologi.Digitalisasi , Library without
walls, kerjasama antar perpustakaan akan menuntut pustakawan bergerak lebih
gesit , tanpa menghilangkan etika. Meningkatkan kualitas tidak berarti
pustakawannya semakin canggih ketika menggunakan peralatan yang canggih ,
tetapi bagaimana pustakawan mampu membantu memenuhi kebutuhan informasi
pemakainya dengan baik.
5. Pelatihan untuk staf dan pustakawan . Kadangkala
pustakawan sering salah pengertian ktika mendapat tugas untuk mengikuti suatu
orientasi dan pelatihan.
6.
Manajerial kepemimpinan dengan baik
Pemimpin lebih memahami proses yang panjang dari
unit paling bawah hingga unit teratas . Mengetahui proses yang terjadi dalam
suatu system manajemen yang dipimpinnya, trmasuk kelebihan dan kekurangan dan
tujuan dari institusinya.
7. Hindari rasa takut dan kekhawatiran .
Semua rasa
ketakutan / khawatir bersifat merusak , baik itu dari diri individu maupun dari
institusi
8. Hilangkan Gap atau kesenjangan di antara staf.
Ada 2 macam
rintangan dan kesenjangan yang tidak bisa dipisahkan di manapun organisasi itu
berada yaitu kesenjangan internal dan eksternal. Rintangan kesenjangan
eksternal merupakan gap yang ada diantara organisasi antara vendor dan
pemakainya , sedangkan gap internal merupakan gap yang ada diantara lingkup
layanan di dalam organisasi itu sendiri.
9. Mendorong dan meningkatkan kualitas sumber daya
amanusia melalui pendidikan
Filosofi
darning menyebutkan perlu dilakukan peningkatan pendidikan dan pelatihan sesuai
, karena tidak mungkin mengharapkan staf/ pustakawan melakukan pekerjaaan
mereka dengan baik, tanpa didukung pendidikan, ketrampilan dan keahlian yang
sesuai. Namun demikian pimpinan diharapkan dapat menempatkan staf dan
pustakawan sebagaimana the right man in the right place.
Dengan pendidikan berkelanjutan , staaf
/ pustakawan mempunyai alasan untuk merasa bangga akan pekerjaan mereka dan
dapat berkembang dengan lebih baik mengikuti perkembangan teknologi.
10. Melakukan
sesuatu untuk mengikuti perubahan zaman. Kualitas atau status keadaan tidak
akan terjadi dengan sendirinya , apalagi dengan cara mengatur, mengancam akan
menurunkan jabatannya, atau memberi hadiah serta penghargaan yang tinggi. Hasil
kualitas seorang ketika bekerja diperpustakaan harus dimulai dari puncak
pimpinan .Dimana seorang pemimpin akan member contoh segala perilaku dan
tindakan yang baik dan benar.
D. cara menilai layanan referensi
1. kotaksaran
usaha yang paling dasar di assestment adalah melalui saluran umpan balik
seperti kotak
saran sederhana.dimana dalam saran; sebuah buku untuk menulis dalam saran dan komentar
, sebuah
kotak online untuk keyboard dalam saran , atau alamat email untuk mengirimkan
saran
2. survei
Survei hanyalah sebuah set pertanyaan yang diajukan dari komunitas yang
didefinisikan dalam rangka untuk mendapatkan pegangan kuantitatif pada
nilai-nilai masyarakat ,kegiatan ,kualitas atau perceptions. since tujuan
survei adalah untuk memasuki orang preferensi individu ,metode ini paling
tepat ketika informasi pribadi yang diperlukan.Mengingat kekuatan survei ,sejumlah
format telah muncul di mana survei dapat conducted.the pilihan utama dari abad
kedua puluh tampaknya survei online, daftar singkat dari format yang digunakan
oleh perpustakaan diberikan di bawah ini /
a. Dalam survei rumahDalam survei rumah telah metode yang paling umum digunakan
oleh libraries.the keuntungan dari survei tersebut adalah tat mereka relatif
murah dan dapat diberikan oleh staf sebagai bagian atau rutinitas sehari-hari mereka.
b. telepon.
menurut definisi , survei telepon akan terbatas pada pertanyaan relatif horter
dan tanggapan yang memerlukan sedikit atau tidak ada survei rankings.telephone
relatif , sementara banyak digunakan di masa lalu , menikmati sedikit
legitimasi pasca telemarketing instrusive dan hukum selanjutnya memungkinkan
rumah tangga untuk memblokir panggilan atau memonitor panggilan masuk melalui
identifikasi pemanggil .
c. questionnairsmail
semua
peretanyaan dikirimkan adalah
cara yang paling non intrusif melakukan waktu survei.untuk mengisi survei dan kecenderungan untuk
menyelesaikan satu yang tersisa sepenuhnya terserah respondent.hal
ini dapat menyebabkan tingkat respons rendah serta
tingkat pengembalian yang lambat .
d. E-mail/online
Survei online disangkal menjadi alat utama pilihan , terutama untuk akademis
maupun korporasi libraries.given mana-mana sesi referensi maya chatting dan ,
survei instan yang muncul di akhir setiap sesi yang par untuk kursus dan user
penerimaan tinggi untuk menjawab pertanyaan yang diperlukan pada wheter sesi
berguna .
e. wawancara
Survei sering dilengkapi dengan metode lain dari penilaian adalah
interview.interview individu digunakan baik untuk hel dalam pembuatan
pertanyaan survei , atau untuk menambahkan kedalaman dan anekdot untuk
penghematan kuantitatif survei .
3. observasi
i. observasilangsung
metode yang paling intuitif adalah melalui kegiatan observation.an langsung
atau layanan dimonitor dan pengamatan dicatat .
ii . pengamatan tersembunyi
metode yang sering digunakan modus operandi yang ditanamkan langsung dari
perpustakaan sekolah , ketika siswa diminta untuk mengamati dan wawancara
referensi catatan yang dilakukan oleh perpustakaan di neihborhood mereka
4 . kelompok fokus
kelompok fokus melibatkan penciptaan dan pengaturan agenda dihitung untuk
mendapatkan respon pada setiap kelompok issue.like metode wawancara individu ,
kelompok fokus ber tujuan menyelidiki
pengalaman masyarakat dan persepsi .mengingat popularitas dan peng
gunaan dimensi ideal sebuah kelompok fokus telah semakin
diidentifikasi sebagai :
- inbiased , fasilitator uselfconscious dan dilatih
- enam sampai dua belas peserta dalam setiap kelompok
- enam sampai sepuluh pertanyaan
- minimal tiga kelompok untuk penyelidikan awal
5 . studi kasus
Studi kasus yang mirip pembesar fokus glasses.they pada satu aspek
kepustakawanan , yang kemudian dipelajari secara rinci diperluas .sejak Studi
kasus menimbulkan penting fokus dan evaluasi mendalam , metode ini dibedakan
oleh
- banyaknya instrumen Evaluasi
- kedalaman lebih besar dari pemahaman evaluatif
- reliabilitas - besar
- relatif terbatas replicability
Studi kasus yang paling efektif bila :
- metode survei tunggal tidak meyakinkan
- layanan baru atau koleksi baru telah diperkenalkan
- staf memiliki waktu dan keahlian untuk mengeluarkan pada beberapa assesment
dan analyss
- muka bobot tersebut diberikan untuk masing-masing metode dalam kasus
perbedaan antara dua hasil
E. Pentingnya
layanan referensi
Layanan referensi memang perlu ditingkatkan, untuk
mewujudkan perpustakaan yang sesuai dengan keinginan pemustaka, khususnya bagi
pemustaka referensi. Karena, jika layanan yang ada di ruang referensi itu
biasa- biasa saja, itu tidak akan membuat ketertarikan bagi pemustaka untuk
mengunjungi ruangan tersebut/perpustakaan tersebut, karena pemustaka merasa
kebutuhan informasi yang diinginkannya tidak terpenuhi, maka timbullah
kekecewaan bagi pemustaka, dan itu akan mengakibatkan sepinya pengunjung
perpustakaan. itulah yang harus dihindari oleh petugas perpustakaan, karena
pengguna perpustakaan atau biasa juga disebut dengan pemustaka, merupakan salah
satu komponen berdirinya sebuah perpustakaan, karena tanpa pemustaka
perpustakaan itu tidak ada artinya. Itulah kenapa, pelayanan diperpustakaan
harus ditingkatkan terutama layanan referensi.dalam mewujudkan layanan referensi yang ideal,
disini sangat dibutuhkan peran pustakawan referensi, yang dimaksud dengan
pustakawan referensi disini yaitu pustakawan yang mengerti bagaimana cara
menelusur informasi secara cepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna, tidak
semua pustakawan bisa duduk di meja referensi, karena pustakawan yang bertugas
di referensi tersebut juga memiliki kriteria tertentu, agar pemustaka referensi
merasa puas dan juga agar terciptanya layanan referensi yang ideal di sebuah
perpustakaan.
Tapi tidak hanya itu, kelengkapan koleksi
referensi juga terlibat dalam
meningkatkan layanan referensi, karena jika koleksinya tidak lengkap,
pustakawan akan kewalahan juga dalam mencarikan informasi yang dibutuhkan
pemustaka, dan karena itu pula, akan timbul nantinya kata- kata tidak tau dari
pustakawan ataupun pustakawannya tidak Mau tau dengan kebutuhan pmustaka,
sehingga menimbulkan kekecewaan bagi pemustaka referensi, maka jika itu
terjadi, layanan referensi tersebut bisa dibilang tidak menjalankan fungsinya
sebaimana mestinya.Maka dengan itu, untuk meningkatkan layanan
referensi, pustakawan referensi harus memahami tugasnya, agar tidak
mengecewakan pemustaka, dan juga koleksi referensi harus lengkap, agar tidak
mempersulit pustakawan dan pemustakanya juga.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
memberikan layanan referensi, seorang pustakawan yang memberikan bantuan
referensi harus sudah terlatih khusus, setidaknya sudah memiliki predikat
sebagai pustakawan referen (reference librarian), agar dapat memenuhi kebutuhan
informasi pengguna, baik secara langsung (bertatap muka) maupun tidak langsung,
seperti melalui email, chatting, telepon, dan faksimile. Pustakawan referen
tidak hanya dapat menjawab pertanyaan yang bersifat substantif saja, tetapi
juga mampu membimbing pengguna untuk memilih dan menggunakan sarana yang tepat
untuk penelusuran informasi, membantu pengguna mengevaluasi, serta mampu
memberikan sumber referensi di luar perpustakaan. Tugas pustakawan referen
tersebut dapat terlaksana dengan baik, apabila dalam melaksanakan tugas
referensi memperhatikan aspek-aspek pelayanan referensi yang ditentukan oleh
RUSA (the Reference UserService Association).
B. Saran
Kami menyadari kalau makalau inibelum sempurna,untuk
itu, kami mohon saran dan kritikan yang embangun dalam penyempurnaan makalah
ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ratminto
& Atik Septi Winarsih, 2005. Manajemen
Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Canssell,
Kay Ann , Reference and Information
Service in the 21 st Century, New York : Neal-Schuman Publishers ,2004
Setiawan.2009.makalah pelayanan rujukan informasi.malang:UPT
Perpustakaan Negeri Malang
0 komentar:
Posting Komentar